Pada pelatihan manajemen alat ukur yang sering disampaikan oleh expert BMD Laboratory salah satunya yang dibahas adalah bagaimana mana sih cara menentukan toleransi alat ukur.
Berbicara evaluasi dari kinerja alat ukur, berarti kita berbicara sejauh mana batasan-batasan hasil pengukuran dapat diterima. Karena hal ini berdampak terhadap seberapa valid pengukuran yang dapat dilakukan oleh laboratorium, serta sebagai bentuk jaminan mutu/keabsahan dari hasil pengukuran yang mampu dipertahankan.
Evaluasi kinerja alat ukur, pada umumnya dihubungkan dengan toleransi sebuah alat. Toleransi terkadang ada juga yang menyebut keberterimaan, sebelum menggunakan alat ukur/menguji suatu sampel untuk mendapatkan data yang valid penting harus ketahui berapa toleransi/keberterimaanya.
Kata dasar toleransi yaitu Tolerate, dimana kata ini oleh New Oxford American Dictionary didefinisikan yaitu “mampu menanggung sesuatu (yang buruk) tanpa efek buruk”.
Sehingga jika didefinisikan secara bebas, memiliki arti yaitu: Kemampuan menerima suatu penyimpangan (dari kondisi ideal) tanpa terjadinya efek yang buruk.
Dibawah ini kutipan materi Pelatihan Evaluasi Kinerja Alat Ukur persyaratan ISO/IEC 17025:2017:
Lalu dari mana acuan toleransi dibawah ini kutipanya:
Nah sudah jelaskan kan asal muasalnya, jika anda belum paham kutipan – kutipan diatas coba di baca dan dalami kembali ya. Namanya aja gratis baca jadi ya harus usaha lebih untuk memahami kutipan he.. he.. he. Atau jika ingin dapat lebih dalam lagi rinci penjelasanya bisa kok ikut pelatihanya di BMD Group klik disini
Semoga bermanfaat dan terima kasih.