Pengertian Lemari Asam
Lemari asam adalah alat laboratorium yang didesain untuk mengurangi paparan dari gas berbahaya, uap beracun, mau pun debu. Dirancang untuk melakukan percobaan menggunakan zat kimia tertentu untuk penelitian tentang reaksi kimia.
Berfungsi untuk melindungi personil dari bahaya gas beracun dan percikan bahan kimia selama proses pengujian, riset mau pun pembelajaran di laboratorium.
Cara menggunakan lemari asam
- Naikan jendela sorong ( slidding window ) sesuai keinginan anda
- Hidupkan Switch blower
- Hidupkan lampu penerang
- Jika blower telah hidup, maka mulailah melakukan pekerjaan anda secara hati-hati.
- Pada saat melakukan pekerjaan turunkan slidding window searah bahu pemakai hal ini dikarenakan untuk menghindari percikan-percikan bahan zat kimia ke wajah.
- Jika pada saat pekerjaan hendak di tinggal sementara namun proses reaksi masih berjalan, maka lakukan dengan menurunkan slidding window dengan bukaan ± 10 cm dari bibir atas meja / top table.
- Setelah melakukan pekerjaan anda lalu bersihkan meja lemari asam dengan kain kering lalu dibilas dengan kain basah, kemudian di lap lagi hingga kering.
- Matikan Switch lampu
- Tutup Window
- Tutup Slidding window.
- Jangan tutup rapat slidding window
Untuk lemari asam tidak untuk kalibrasi, dan hanya dapat diverifikasi untuk mengetahui apakah masih layak atau tidak.
Verifikasi Lemari Asam / Fume Hood dengan ASHRAE 110
ASHRAE 110 merupakan suatu metode untuk verifikasi lemari asam / fume hood laboratorium, dengan mengukur kecepatan aliran udara, tes visualisasi, dan pelacakan gas / tracer gas).
- Pengukuran kecepatan udara
Pengukuran kecepatan aliran udara di depan pintu/ jendel lemari asam laboratorium. - Uji visualisasi asap volum kecil
Pengujian dengan visualisasi lokal. Asap dikeluarkan dengan tabung asap di muka jendela lemari asam. Jika asap gagal dihisap, maka lemari asam GAGAL. - Uji visualisasi asap volum kecil
Sama dengan uji sebelumnya, ini juga uji kinerja visual. Bedanya, asap yang digunakan dalam jumlah banyak, karena itu menggunakan smoke generator. Aturannya sama, jika lemari asam gagal menarik asap pengujian, maka dianggap GAGAL. - Uji Kebisingan
untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter.
No. | TINGKAT KEBISINGAN(dBA) | PEMAPARAN HARIAN |
1. | 85 | 8 jam |
2. | 88 | 4 jam |
3. | 91 | 2 jam |
4. | 94 | 1 jam |
5. | 97 | 30 menit |
6. | 100 | 15 menit |
Zona Kebisingan
Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan
1. Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.
2. Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi.
3. Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar.
4. Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.
5. Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association)
6. Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari
7. Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug)
8. Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff
9. Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug
- Pengukuran intensitas Cahaya
Untuk mengukur besarnya intensitas pencahayaan didalam lemari asam. - Static Tracer Gas Test
Ini merupakan pengujian kinerja lemari asam laboratorium dengan menggunakan sulfur (SF6). Peralatan gas tracer akan diletakkan di atas meja kerja dan mengeluarkan gas sulfur. Posisi di atas meja akan diuji satu persatu di area kanan, kiri, dan tengah. Tiap lokasi diberi waktu 5 menit dengan volume sulfur yang dkeluarkan 4 liter/menit pada tekanan 30 psi. Jika konsentrasi dari Sulfur (SF6) lebih dari 100 ppb (part per billion) maka lemari asam GAGAL. - Dynamic Tracer Gas Test
Pengujian tracer ini masih menggunakan trace gas, hanya saja peralatan dibuat tetap. Perubahan yang dilakukan pada :
a) Efek buka tutup jendela lemari asam
b) Siklus 3 kali buka dan tutup jendela lemari asam
c) Setiap siklus pada poin b dilakkan selama 2 menit.
Jika konsentrasi dari Sulfur (SF6) lebih dari 100 ppb (part per billion) maka lemari asam GAGAL.
PERSYARATAN LEMARI ASAM YANG AMAN
- Bersih dari kotoran, debu maupun uap
- Memiliki lampu, berwarna putih
- Memiliki blower
- Terhubung dengan sumber air
- Memiliki sumber gas serta salurannya yang tahan api
- Pintu vertikal yang tidak jatuh saat dirubah-rubah, serta untuk pintu horizontal, pintu mudah dibuka
- Ada alarm kerusakan bila ada fungsii yang rusak
- Berfungsi pada kondisi tertutup pada semua bagian
- Memiliki tinggi meja yang memadai dengan ukuran rata-rata tinggiorang Indonesia
- Memiliki sumber listrik yang aman
- Lemari asam tidak boleh dijadikan sebagai tempat penyimpanan bahan kimia
MEMBERSIHKAN LEMARI ASAM
Lemari asam harus bersih, baik dari debu, tumpahan zat dan sebagainya.
Untuk membersihkan tumpahan zat kimia, dapat kita lakukan pembersihan dengan cara sebagai berikut:
Periksa dan amati jenis zat/pereaksi (asam / basa)
Periksalah menggunakan kertas lakmus
Gunakan penetral:
Jika tumpahan asam, maka larutan penetralnya adalah natrium karbonat
Jika tumpahan basa, maka larutan penetralnya adalah ammonium klorida
Bersihkan dengan prosedur dan sifat zat yang tumpah.