Penentuan nilai ketidakpastian pengukuran maupun CMC secara keseluruhan, tidak bergantung kepada jenih metode yang digunakan (apakah metode baku, metode baku yang dimodifikasi, maupun metode yang dikembangkan sendiri). Secara umum, evaluasi ketidakpastian pengukuran mengikuti panduan yang diuraikan dalam ISO GUM.
Nilai ketidakpastian pengukuran yang dicantumkan dalam CMC adalah nilai ketidakpastian terkecil yang dapat dihasilkan dalam kondisi rutin, untuk artefak dalam kondisi terbaik yang ada di pasaran. Kita tahu bahwa dalam evaluasi ketidakpastian pengukuran, ada komponen atau sumber ketidakpastian yang berasal atau terkait dengan UUT (misalnya repeatability, resolusi UUT); komponen itu harus diperhitungkan dalam menentukan ketidakpastian dalam CMC.
Terkait hubungan CMC dengan MPE: jika yang dimaksud adalah MPE untuk alat yang dikalibrasi (alias alat milik pelanggan), maka MPE harus ditetapkan oleh pelanggan yang bersangkutan, sesuai dengan kebutuhannya dalam menggunakan alat tersebut; jadi tidak ada hubungannya dengan CMC lab yang mengkalibrasi.
CMC(calibration measurement capability) adalah uraian yang berisi: jenis alat yang diukur/dikalibrasi, metode pengukuran/kalibrasi, rentang ukur, parameter yang dipersyaratkan, dan nilai ketidakpastian terkecil yang dapat dicapai oleh lab. Jadi CMC bukan sekedar nilai ketidakpastian pengukuran.
Pada prinsip validasi, yang pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetahui karakteristik metode, dalam kaitannya dengan metode kalibrasi, karakteristik terpenting adalah ketidakpastian pengukuran dari implementasi metode tersebut. ISO GUM sendiri merekomendasikan penggunaan eksperimen untuk mengestimasi ketidakpastian, bahkan bila hasil pengendalian mutu jangka panjang menunjukkan perubahan, maka model matematis yang digunakan sebagai basis estimasi ketidakpastian mungkin perlu diubah.Oleh sebab itu, “validasi” yang diperlukan adalah melakukan serangkaian kalibrasi sebagai “initial demonstration of capability”, dan sekumpulan data yang diperoleh itulah yang digunakan untuk menjustifikasi CMC. Termasuk untuk memberikan konfirmasi apakah estimasi sumber-sumber ketidakpastian yang digunakan dalam uncertainty budget cukup realiable.
Mengenai maximum permisiable error (MPE) dari UUT tentunya tidak berkaitan dengan CMC lab yang mengkalibrasi, tetapi CMC lab yang mengalibrasi akan berpengaruh terhadap evaluasi kesesuaian karakteristik UUT terhadap MPE. Dalam hal ini laboratorium yang memiliki CMC, sebagai contoh lebih besar dari MPE UUT (berdasarkan permintaan pelanggan, atau spesifikasi UUT, mana yang relevan) sudah pasti tidak akan dapat memberikan hasil kalibrasi yang dapat digunakan untuk menjustifikasi kesesuaian. Secara umum pemilik alat yang memiliki UUT (dengan MPEs tertentu) hendaknya memilih laboratorium kalibrasi yang memiliki CMC sebesar fraksi tertentu dari MPE UUT (acuan umum yang digunakan 1/3 atau 1/4), dan sebaliknya bila ada pelanggan yang meminta jasa kalibrasi untuk UUT yang MPE nya lebih kecil dari 3 x CMC,hendaknya memberikan penjelasan terlebih dahulu konsekuensi dari hasil kalibrasinya terhadap kebutuhan pelanggan.