Pengertian TDS (Total Dissolved Solid) atau PPM (Part per Million)

TDS meter (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik, contohnya : garam, dsb) pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Milion (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 1 mikrometer (1×10-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan akuarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dsb. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (contohnya pada  pembuatan kosmetik, obat-obatan, makanan dan minuman, dsb)
Sejauh ini terdapat dua metode yang dapat dipakai untuk mengukur kualitas suatu larutan. Ada pun dua metoda pengukuran TDS (Total Dissolve Solid) tersebut adalah :

  1. Dengan cara Gravimetric
  2. Electrical conductivity

Dari kedua metode di atas jika dilihat dari sisi keakuratannya  maka sebaiknya yang digunakan adalah metode gravimetry pada saat pengukuran TDS, denga metode ini tingkat keakuratannya bisa mencapai 0,0001 gram. Untuk secara electrical conductivity atau konduktansi dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan dalam menghantarkan arus listrik. Konduktansi (G) merupakan kebalikan atau berbanding terbalik dengan resistensi (R), sehingga secara matematisnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

G = 1 / R, sehingga jika kita hubungkan dengan Hukum Ohm, dapat dirumuskan defisi lainnya :

V = I x R

I = G x E

Secara definisi di atas : jika dua plat yang diletakkan dalam suatu larutan diberi beda potensial listrik (normalnya berbentuk sinusioda), maka pada plat tersebut akan mengalir arus listrik.
Satuan dasar untuk konduktansi adalah Siemens (S), dan formalnya menggunakan satuan Mho (kebalikan dari Ohm). Karena luas penampang plat dan jarak antar plat juga mempengaruhi konduktansi, maka secara matematis ditulis dengan :

C = G x ( L / A )

Dimana :

C : Konduktansi spesifik (S)
G : Konduktansi yang terukur (S)
L : Jarak antar plat (cm)
A : Luas penampang plat (cm2)

Jasa Kalibrasi Timbangan BMD Laboratory milik PT. Catel Pratama Lestari

Puji syukur Alhamdulillah,  Pada tanggal 08 Juni  2017, BMD Laboratory telah memberikan Jasa Kalibrasi Timbangan milik PT. Catel Pratama Lestari, Jakarta. Timbangan yang dipercayakan ke BMD Laboratory untuk dikalibrasikan sebanyak 3 pcs   Dengan durasi pengerjaan 1 hari, dan kegiatan berjalan lancar.

Selanjutnya jika bapak/ibu membutuhkan kalibrasi timbangan, jangan ragu untuk menghubungi kami. Jika tanpa ada kendala teknis dan semisalnya durasi pengerjaan  hingga terbit hanya 3 hari saja. Silahkan hubungi Kontak Kami untuk informasi lebih lanjut.

Persyaratan unjuk kinerja Instrumen Flow meter

 

 

Sebuah flow meter kinerja (performance)  sangat ditentukan oleh beberapa faktor berikut ini  oleh akurasi, repeatability(perulangan) pengukurn, linearitas, flow range(rentang ukur) dan serta resolusi.

Akurasi
Akurasi merupakan ukuran seberapa dekat hasil pengukuran terhadap nilai aktual dari sebuah laju ukur (flow). Biasa disebut juga sebagai tingkat kesalahan instrument flow. Sering dinyatakan dalam satuan persentase.
Misalnya:
Jika diketahui sebuah  alat flow meter memiliki nilai akurasi sebesar  ± 4%, jadi  indikasi flow rate terhadap laju sebenarnya  pada laju 1000 gpm adalah: 1000 – (4% x 1000) = 960 gpm  dan 1000 + (4% x 1000) = 1040 gpm. Maka rentang akurasinya berada antara 960 – 1040 gpm.

Repeatability ( Perulangan pengukuran)
Repeatability adalah kemampuan dari flow meter untuk memberi penunjukan  pembacaan alat  yang sama (konsistensi). Biasanya juga dinyatakan dalam persentase. Pada spesifikasi vendor, nilai ini diperoleh dari pengujian di shop pabrik pembuat untuk range, pressure, temperature, dan viscosity fluida tertentu (misal: udara, air, atau solvent).

Linearitas
Linearitas adalah perbandingan sinyal output terhadap flow rate. Sinyal output dapat linear atau tidak, tergantung pada prinsip operasi flow meter yang dipakai. Sebagai contoh, sinyal outputdari primary element sebuah DP flow meter tidak linear terhadap flow rate, namun akar kwadrat-nya linear dengan flow rate. Sehingga sinyal “raw” yang dihasilkan oleh DP flow meterharus di konversi menggunakan alat khusus untuk memperoleh bentuk linear. Linearity pada turbine meter dapat dicontohkan sebagai kurva garis lurus antara perubahan nilai k-factorterhadap flow rate.

Range Laju (Range ability)
Setiap flow meter mempunyai range maksimum dan minimum. Perbandingan dari nilai ini sering juga disebut turndown ratio.
Contoh: Jika sebuah flow meter mempunyai turndown 40:1 dan dioperasikan pada rangemaximum 1000 gpm. Turndown ratio = 1000 gpm/40 = 25 gpm
Artinya flow meter tersebut dapat melakukan pengukuran dengan akurat pada saat readingmenurun hingga 25 gpm. Jika kurang dari 25 gpm, maka akurasinya akan berkurang. Semakin besar nilai turndown semakin bagus, namun sesuaikan dengan range kebutuhan spesifik di lapangan.

Resolusi alat
Resolusi merupakan satuan  ukuran perubahan terkecil dari total flow yang dapat ditampilkan pada layar flow meter.

Mengenal Alat Ukur Anemometer

Mengenal Alat Ukur Anemometer – Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin ialah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan untuk  satuan meteorologi dari arah angin adalah 0o – 360o serta arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka

Secara umum Alat ukur anemometer ini terdapat dua tipe berikut tipe alat uakur anemometer:

  1. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok

Sensor Anemometer ini  terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah yang tetap. Untuk kecepatan putar dari rotor itu sendiri tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe.

  1. Anemometer Termal

Anemometer termal ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida atau angin sesaat. Prinsip kerja anemometer termal dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besaran anemometer termal panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor.

 

*Diambil dari berbagai sumber

Prinsip kerja Hygrometer

Prinsip kerja  Hygrometer yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer yang pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan thermometer  yang kedua untuk mengukur suhu lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering sedangkan tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara yang sebenarnya.Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.

Ada hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran dan kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :

  • Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer
  • Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
  • Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
  • Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain

Dalam melakukan pengukuran higrometer terdapat dua skala, skala yang pertama  menunjukkan kelembaban dan yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaan higrometer dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca pada skalanya. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat higrometer, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink.

 

*dikutip dari berbagai sumber

Butuh Bantuan! Klik disini

Kami siap membantu anda sekarang, silahkan berdiskusi via WA Chat dengan Tim Specialist kami yang available online saat ini. Jika tim sedang sibuk dijaringan masing-masing kirim email ke: [email protected] untuk bantuan cepat melalui Help desk..

Dept. Marketing

Alfiyah Muntazah

Online

Marketing

Ikhfa Agus Riyanti

Online

Marketing

Sulastri - Branch Yogya

Online

Customer Support

Vriska

Online

Dept. Marketing

Siti Rofikoh

Online

Alfiyah Muntazah Dept. Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00

Ikhfa Agus RiyantiMarketing

Yth. Bapak/Ibu, dengan senang hati saya siap membantu 00.00

Sulastri - Branch YogyaMarketing

Monggo.. Wonten ingkang saged kulo rencangi? 00.00

VriskaDept Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00

Siti RofikohDept. Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00