Jasa Kalibrasi Spektrofotometer Universitas Muhammadiyah Jakarta ( BMD Laboratory 2019 )

Jasa Kalibrasi Spektrofotometer Universitas Muhammadiyah Jakarta ( Fakultas Kedokteran ) telah terselenggarakan dengan sukses pada tanggal 01 Juli 2019. Universitas Muhammadiyah Jakarta merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang berlokasi di Jakarta berbatasan dengan Tangerang Selatan. Universitas Muhammadiyah Jakarta memiliki berbagai macam Fakultas didalamnya, salah satunya yaitu Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Didirikan pada tanggal 18 November 1955. Universitas Muhammadiyah Jakarta beralamat di Jl. K.H Ahmad Dahlan Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan.

Jasa Kalibrasi Spektrofotometer dilaksanakan selama 1 hari yang dilakukan oleh 2 teknisi. Kegiatan kalibrasi dilakukan sesuai SOP yang telah ditentukan dan dengan calibrator sudah tertelusur dalam kesatuan SI dimana BMD Laboratory sudah Terakreditasi oleh KAN. Proses kalibrasi dimulai dari kegiatan persiapan, perawatan dan pengambilan data. Beberapa alat dilakukan justifikasi sebelum kalibrasi untuk meningkatkan kevalidan hasil pengukuran.

Sebagai laboratorium Jasa Kalibrasi terbaik dan ternama di Indonesia yang berdomisili di Serpong, Tangerang Selatan BMD Laboratory siap memberikan Jasa Kalibrasi Akreditasi KAN terbaik Cepat dan Murah, jika membutuhkan jasa kalibrasi dan ingin berdiskusi dengan Tim kami silahkan hubungi kontak di bawah ini :

BMD Laboratory

Head Office / Laboratory

BMD Building Centre

Jl. Raya Serpong, Batan Indah, Blok F, No. 90 Tangerang Selatan

Phone : 021-2943 2092  Hp: 0813 2000 2848

Email : [email protected]

 

 

Foto Dokumentasi

 

Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan bapak/ibu untuk mampir di halaman kami. Semoga berkah, bermanfaat serta kami bisa membantu kebutuhan untuk Jasa Kalibrasi yang bapak/ibu inginkan.

 

 

Cara Melakukan Seleksi Data Pada Hasil Pengukuran

Seperti yang kita ketahui, dalam aktifitas pengukuran baik dalam sebuah pengujian kimia dan kalibrasi salah satu aktifitas yang kerap kali dilakukan adalah melakukan pengukuran secara repeatibility berdasarkan metode dan referensi yang di adopsi. Dari fenomena tersebut terkadang kita temukan beberapa data yang dihasilkan pada saat melakukan pengukuran repeat memiliki nilai ekstrem/menyimpang jauh dari nilai rata-rata yang didapat, sebutlah misal nilai X. Lalu apakah nilai X tersebut bisa di defisinikan tidak merepresentasikan hasil pengukuran repeat yang dilakukan, apakah dalam pada saat melakukan pengolahan data nilai X dapat di hapus/buang dan apa acuan yang dapat dijadikan rujukan dalam hal ini agar pengolahan data yang dilakukan tetap memenuhi persyaratan secara statistik.

Dalam pengolahan data secara statistik, untuk melakukan seleksi data dikenal 2 metode yang digunakan, yaitu Dixon dan Grubbs, masing-masing memiliki fungsi dan kualifikasi berdasarkan jenis data yang dihasilkan, secara garis besar biasanya:

  1. Cara Dixon, digunakan sebagai teknik/metode yang digunakan menseleksi data dengan nilai ekstrim tunggal.
  2. Cara Grubbs, digunakan sebagai teknik/metode untuk menseleksi data dengan nilai ekstrim berpasangan pada 1 posisi.

Untuk memperluas paparan, mari kita perjelas dan bahas satu-persatu.

1. Cara Dixon   

Pada metode Dixon, data dikelompokkan dari data terendah sampai data tertinggi. Dimana data juga dapat dibagi menjadi 3 kelompok.

  • Kelompok 1 yaitu untuk data dengan jumlah 3 sampai 7
  • Kelompok 2 yaitu untuk data  dengan jumlah 8 sampai 12
  • Kelompok 3 yaitu untuk data dengan jumlah 13 sampai 40 data

Dan masing masing kelompok terdiri lagi dari 2 bagian yaitu untuk data terendah dan tertinggi.

Selanjutnya jika kita merujuk rumus pada table di atas, didapat nilai D lebih besar dari nilai kritis, maka data terendah/tertinggi perlu dibuang. Sebaliknya jika hasil perhitungan lebih kecil dari D kritis maka data ekstrim dapat digabungkan dengan data lain.

Dibawah ini contohnya:

Data penetuan kadar protein pada ikan

Pada table terlihat data pertama dan data kedua cukup berbeda dari data lainnya. Karena jumlah data (n) = 12 maka rumus yang digunakan adalah:

Dari tabel 1 untuk jumlah data 12 nilai D kritis adalah 0.479 dan karena D hitung < D kritis maka data ke-1 tidak perlu dibuang.

2.Cara Grubbs

Dari tabel 1 untuk jumlah data 12 nilai D kritis adalah 0.479 dan karena D hitung < D kritis maka data ke-12 pun tidak dibuang. Oleh karena itu agar dapat menyeleksi data tersebut dengan lebih cermat maka dapat dilakukan seleksi data lain yaitu dengan cara Grubbs. Pada metode Grubbs terdapat 3 macam rumus, dimana masing-masing rumus memiliki fungsi tersendiri yaitu:

  1. Rumus yang pertama (G1) berlaku jika hanya terdapat 1 data ekstrim.
  2. Rumus yang kedua (G2) dipakai apabila terdapat 2 data ekstrim yaitu 1 data ekstrim pada posisi terendah dan 1 data ekstrim posisi tertinggi.
  3. Rumus yang ketiga (G3) digunakan ketika terdapat 2 data ekstrim yang posisinya berdekatan satu sama lain (berpasangan).

Adapun rumusnya sebagai berikut:

Data pada contoh soal di atas memiliki 2 data menyimpang yang berpasangan sehingga untuk kasus ini digunakan rumus G3 untuk menyelesaikannya.

Pada tabel 3 dibawah ini dapat dilihat untuk kolom G3 dengan jumlah data 12 dan tingkat kepercayaan 95% nilai kritisnya adalah 0.7004. Karena nilai hitung G3 lebih besar dari data tabel maka data ke-1 dan data ke-2 harus dibuang. Sisa data dapat diolah lebih lanjut:

 

Aplikasi rumus Grubbs (G1) penerapanya tertera dibawah ini:

Dan aplikasi rumus Grubbs (G2) penerapanya tertera dibawah ini:

Referensi:

  • Dikutip dari diskusi forum kalibrasi indonesia
  • Berbagai sumber yang di kutip secara bebas tanpa menghilangkan arti dan makna

Pengertian Kalibrasi

Pengertian Kalibrasi – Dalam penerapanya kalibrasi tidak terlepas dari 2 standar internasional yang menaungi, baik dari sisi implementasi, persyaratan ataupun bahasa. Standar Internasional tersebut adalah ISO/IEC 17025:2017 dan Vocabulary of International Metrology atau disingkat VIM. Merujuk kepada 2 standar tersebut pengertian kalibrasi yaitu serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Sehingga dapat disimpulkan dengan sederhana pengertian kalibrasi yaitu kegiatan pengukuran/pengujian terhadap suatu alat ukur untuk mendapatkan nilai aktual dengan cara membandingkan dengan alat standard (calibrator) yang telah memiliki nilai/ukuran yang tertelusur nilainya kesatuan Internasional dan  standard yang lebih tinggi akurasinya dibuktikan dengan adanya sertifikat kalibrasi dari badan atau lembaga yang metrologi berwenang.

Apa Itu Conductivity Meter

Conductivity atau juga sering disebut dengan konduktivitas merupakan kemampuan dalam menghantarkan listrik oleh suatu benda. Dalam suatu larutan konduktivitas ini sering dihubungkan dengan kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan listrik yang tentunya sangat bergantung pada banyaknya ion di dalam larutan tersebut.

35604_00

Nilai / parameter konduktivitas ini sering dijadikan salah satu parameter dari kualitas air di dalam suatu industri terutama industri farmasi selain nilai pH, TOC dan lain sebagainya.

Alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur nilai conductivity dalam suatu larutan disebut dengan conductivity meter. Saat ini dimana teknologi sudah serba canggih, conductivity meter biasanya sudah build in dengan alat ukur parameter lain seperti pH, TDS, dll.

Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperatur. Hal ini bisa anda buktikan sendiri dengan cara mengukur nilai standar tersebut pada suhu yang sudah tertera disertifikat standar, kemudian mengukur larutan yang sama pada temperatur yang berbeda.

Ada beberapa brand larutan standar yang memberikan nilai konversi perubahan nilai conductivitynya (sangat disarankan teman teman membeli larutan yang jenis ini untuk kegiatan kalibrasi conductivity) tetapi ada juga yang tidak memberikan nilai konversinya.

Dalam prakteknya di lapangan, larutan yang diukur nilai konduktivitas nya sangatlah mudah sekali berubah, sehingga tak jarang pada saat ini banyak sekali perusahaan lebih suka memakai yang sistem inline (terutama banyak digunakan di industri farmasi) dimana konduktivitas diukur dengan conductivity meter yang langsung terangkai dalam sistem pipa bersangkutan.

Point penting yang juga diperhatikan terhadap alat ukur conductivity meter adalah lakukan verivikasi terhadap instrument dengan menggunakan standar solution paling tidak pada rentang dimana alat ini akan digunakan, karena hampir mirip seperti pH meter dimana komponen pengukurnya adalah probe / elektroda yang mempunyai sifat sangat sensitif. Standar conductivity dapat kita temukan di pasaran mulai dari 1 mikrosiemens sampai dengan 112 milisiemens.

Prinsip Kerja Conductivity Meter

Conductivity meter adalah alat untuk mengukur nilai konduktivitas listrik (specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas listrik sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan (Total Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya. Pengukuran jumlah ion di dalam suatu cairan menjadi penting untuk beberapa kasus.

Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya. Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan sebagai prinsip kerja conductivity meter.

 upload_00005L

Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.

spp

Anda tentu tidak asing dengan rumus dasar rangkaian listrik berikut:

    V = R I                                                                                                                                                     …..(1)

Dimana V adalah tegangan listrik rangkaian (volt), I untuk arus listrik rangkaian (ampere), dan R untuk tahanan listrik rangkaian (Ω).

Tahanan listrik (R) berbanding lurus dengan jarak antara dua elektrode (l) conductivitymeter, dan berbanding terbalik dengan luas area elektrode (A; pada gambar di atas S).

    R = ( l/A ) x ρ                                                                                                                                            …..(2)

Dimana ρ adalah tahanan listrik spesifik (Ω.m) larutan.

Jika persamaan (1) dan (2) digabungkan, akan didapatkan persamaan berikut:
V/I = l/A ) x ρ
Dan karena nilai ( l/A ) adalah konstan untuk setiap conductivity meter, maka dapat diganti dengan sebuah konstanta (C):

    V/I = C x ρ                                                                                                                                                …..(3)

Conductivity meter sebenarnya tidak mengukur nilai konduktifitas listrik, tetapi mengukur konduktivitas listrik spesifik (specific conductivity). Konduktivitas listrik spesifik adalah nilai konduktivitas listrik untuk tiap satu satuan panjang. Konduktivitas listrik spesifik ini disimbolkan dengan κ (Kappa), adalah kebalikan dari tahanan listrik spesifik (ρ):
κ = ¹ / ρ
Dimana konduktivitas listrik spesifik menggunakan satuan S/m (Siemens per meter). Dan jika persamaan di atas dimasukkan ke dalam persamaan (3), maka akan kita dapatkan persamaan umum perhitungan nilai konduktivitas listrik spesifik:

    κ = C I V                                                                                                                                                                                                   …..(3)

Prinsip kerja conductivity meter menggunakan persamaan (3) di atas. Dimana besar tegangan listrik (V) ditentukan oleh sistem, besar arus listrik (I) adalah parameter yang diukur, serta konstanta (C) didapatkan sebelumnya dari proses kalibrasi conductivity meter dengan menggunakan larutan yang diketahui nilai konduktivitas spesifiknya.

sp

Butuh Bantuan! Klik disini

Kami siap membantu anda sekarang, silahkan berdiskusi via WA Chat dengan Tim Specialist kami yang available online saat ini. Jika tim sedang sibuk dijaringan masing-masing kirim email ke: [email protected] untuk bantuan cepat melalui Help desk..

Dept. Marketing

Alfiyah Muntazah

Online

Marketing

Ikhfa Agus Riyanti

Online

Marketing

Sulastri - Branch Yogya

Online

Customer Support

Vriska

Online

Dept. Marketing

Siti Rofikoh

Online

Alfiyah Muntazah Dept. Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00

Ikhfa Agus RiyantiMarketing

Yth. Bapak/Ibu, dengan senang hati saya siap membantu 00.00

Sulastri - Branch YogyaMarketing

Monggo.. Wonten ingkang saged kulo rencangi? 00.00

VriskaDept Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00

Siti RofikohDept. Marketing

Saya siap membantu anda sekarang, mari kita berdiskusi.. 00.00